Sesungguhnya peringatan itu memberi manfaat kepada mukmin

"Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang yang beriman (mukmin), jiwa dan harta benda mereka dengan memberikan syurga kepada mereka, disebabkan mereka berjuang di jalan Allah, …. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan dan itulah kemenangan yang seagung-agungnya". (At-Taubah: 111)

Perjalanan kehidupan seseorang menuntut kepada suatu perjuangan yang terkandung didalamnya nilai pengorbanan. Seseorang pejuang sudah pasti mengimpikan suatu kejayaan yang memerlukan pengorbanan. Seiring dengan pengorbanan itu sudah pasti perlukan ketabahan, keyakinan, semangat dan matlamat kejayaan yang jelas dan jitu demi memastikan kejayaan yang dimiliki akan membuahkan kebahagiaan kepada si pejuang. Sesungguhnya kehidupan adalah memberi bukan sekadar menerima...ia juga untuk dimanfaatkan sebagai bekalan kehidupan abadi.

“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku, dan semua dosaku yang Engkau lebih mengetahui mengenainya daripada diriku sendiri. Ya Allah, ampunilah kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku dan kesengajaanku yang semua itu ada pada diriku.” (Hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Saturday, September 10, 2016

IHFAZILLAH YAHFAZKA

IHFAZILLAH YAHFAZKA

*GALAKAN BERPUASA 'ARAFAH (9 ZULHIJJAH)*
BAGI MEREKA YANG TIDAK BERHAJI


Dari Abu Qatadah, dia berkata bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

_Maksudnya: "Berpuasa pada hari 'Arafah aku berharap agar Allah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang."_
HR. Muslim (1162)

Imam al-Nawawi rahimahullah berkata:
"Adapun hukum puasa pada hari 'Arafah menurut Imam al-Syafi'ie dan ulama Syafi'ieyah bahawa *disunatkan puasa 'Arafah bagi yang tidak berwuquf di 'Arafah*. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di 'Arafah, menurut Imam al-Syafi'ie secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi'ieyah bahwa disunatkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadis dari Ummul Fadhl." Lihat al-Majmu' (6/428).

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

Maksudnya: _"Dari Ummul Fadhl binti Al Harith, bahwa orang ramai berbantahan di di sisinya pada hari Arafah berkenaan puasa Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam. Sebahagian mereka mengatakan, 'Baginda berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Baginda tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkuk susu kepada beliau, ketika Baginda sedang berhenti di atas unta Baginda, maka Baginda meminumnya."_ HR. Bukhari ( 1988) dan Muslim (1123).


Sent from my iPhone

No comments:

Post a Comment