Sesungguhnya peringatan itu memberi manfaat kepada mukmin

"Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang yang beriman (mukmin), jiwa dan harta benda mereka dengan memberikan syurga kepada mereka, disebabkan mereka berjuang di jalan Allah, …. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan dan itulah kemenangan yang seagung-agungnya". (At-Taubah: 111)

Perjalanan kehidupan seseorang menuntut kepada suatu perjuangan yang terkandung didalamnya nilai pengorbanan. Seseorang pejuang sudah pasti mengimpikan suatu kejayaan yang memerlukan pengorbanan. Seiring dengan pengorbanan itu sudah pasti perlukan ketabahan, keyakinan, semangat dan matlamat kejayaan yang jelas dan jitu demi memastikan kejayaan yang dimiliki akan membuahkan kebahagiaan kepada si pejuang. Sesungguhnya kehidupan adalah memberi bukan sekadar menerima...ia juga untuk dimanfaatkan sebagai bekalan kehidupan abadi.

“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku, dan semua dosaku yang Engkau lebih mengetahui mengenainya daripada diriku sendiri. Ya Allah, ampunilah kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku dan kesengajaanku yang semua itu ada pada diriku.” (Hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Thursday, September 27, 2012

Tentang Cinta


Cinta .. hampir semua orang memperkatakan tentang cinta. Ada yang pernah mengucapkannya dengan lisan dan ada juga yang hanya menunjukan dengan perlakuannya. Suami mengatakannya kepada isteri, dan isteri pula sebaliknya. Ayah dan ibu kepada anak-anaknya, anak-anak pula kepada orang tua nya. Termasuk juga cinta kepada tanah air, tempat lahir dan barangkali sekolah tempat kita belajar. Yang lebih jauh dari itu ialah menyatakan rasa cinta kepada Allah, Rasul dan agama.
Di antara cinta, ada yang merupakan ibadah dan ada yang bukan. Ada cinta yang dibolehkan dan ada pula cinta yang terlarang. Cinta yang merupakan ibadah adalah cinta yang disertai dengan ketundukan, menghinakan diri, mendekat, dan mengagungkan yang dicintai. Inilah cinta atau mahabbah yang tidak boleh diberikan selain kepada Allah semata-mata.
Seluruh pengabdian yang dilakukan oleh hamba untuk Rabbnya harus dilandasi dengan cinta, selain rasa khauf/takut dan raja’/berharap. Dia meman
g Dzat yang sangat dicintai oleh para hamba-Nya yang beriman. Selain ditakuti murka, azab, dan siksa-Nya, bersamaan dengan itu diharapkan pula pengampunan, pahala, dan rahmat-Nya. Oleh itu, hamba yang benar-benar takut kepada-Nya akan terus mendekat kepada-Nya dengan melakukan ketaatan yang ikhlas, sejajar dengan bimbingan Rasulullah dengan perasaan penuh cinta dan berharap.
Namun begitu, pengakuan cinta semata-mata kepada Allah tanpa diiringi oleh ibada ketaatan dan menjauhi maksiat tidak ada nilainya serta tidak mampu menyelamatkan seorang hamba di akhirat kelak.
Di kalangan hamba pula ada yang kosong hatinya dari cinta kepada Allah karena telah dipenuhi oleh cinta yang batil, seperti cinta kepada sembahan selain Allah , cinta kepada dunia, nafsu, dan syahwat. Kalaupun ada tersisa cintanya kepada Allah namun cintanya itu telah ternoda.
Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya al-Jawabul Kafi atau ad-Da’u wad Dawa’ (hlm. 292—293), t membagi cinta menjadi empat jenis (yang kelima tambahan) yang mana setiap satuanya harus kita bezakan agak tidak terkeliru; 
1) Mahabbatullah; cinta kepada Allah 
2) Mencintai apa yang dicintai oleh Allah 
3) Cinta untuk Allah dan kerana Allah. 
4) Mencintai sesuatu dengan kadar yang sama dengan cinta kepada Allah. 
5) Mahabbah thabi’iyah, yaitu kecondongan seseorang kepada sesuatu mengikut tabiat dan seleranya.
Insyallah Allah kita akan bercerita lagi tentang apa yang dimaksudkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kesempatan yang mendatang. Moga mendapat manfaat daripadanya.

Dipetik dari tulisan,
Abu Nabiilah

No comments:

Post a Comment