http://www.hmetro.com.my/articles/5beranakikatperutdipondokusang//Article
Cerita-cerita kisah kemiskinan dan kesempitan hidup sering kita dengar, lalu apa rasanya perasaan kita waktu itu? Adakah kita merasakan kehidupan mereka lebih teruk atau sebaliknya? Jika kehidupan kita lebih baik dari mereka yang berada dalam keadaan kemiskinan maka tidakkah terbit rasa bersyukur dengan apa yang diberi olehNya? Kenapa kita sering mengeluh dengan kesempitan yang sedikit Allah uji. Ada yang mengadu belum cukup bulan duit sudah kehabisan.

Belum cukup bulan diri sendiri terpaksa mengikat perut. Persoalannya adakah beza kita mengikat perut dengan mereka yang mengikat perut dan terpaksa mencari rezeki ibarat kais pagi makan pagi. Saya percaya pastinya kita masi berpeluang merasa makanan yang enak, masih boleh mampu membawa kereta pergi bekerja, masih mampu mamakai pakain cantik, masih mampu berhibur direstoran makan segera bersama keluarga atau rakan-rakan.
Namun bagi mereka yang berada adalam kesusahan sudah pasti bila mengatakan tiada duit mereka juga tidak mampu untuk memnpunyai gaya hidup sebagaimana kita. Makan hanya ala kadar, kenderaan belum tentu ada, pakaian biasa-biasa, tiada istilah makan di restoran segera, apalagi merasa yang lainnya. Maka bila kita kesempitan renunglah apa yang telah kita ada, lihatlah pada apa yang telah Allah beri, syukurlah dengan rezeki dari Allah. Semua itu mengajak kita hidup secara sederhana dan sentiasa ingat kepadanya.
Wallahuaalam.
No comments:
Post a Comment